Pra Kondisi Mogok Nasional : Buruh Bekasi Terobos Masuk Kedalam Tol - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Selasa, 29 Oktober 2013

Pra Kondisi Mogok Nasional : Buruh Bekasi Terobos Masuk Kedalam Tol

Opini FSPMI 

Bekasi, Buruhtoday - Keberanian itu harus ditunjukkan. Karena ketakutan hanya akan membuat musuh-musub kita tertawa kegirangan. Dalam mogok nasional yang puncaknya tinggal beberapa hari lagi, Bekasi, menjadi salah satu daerah yang rawan terjadi ‘benturan’. Hal ini, dikarenakan setiap sudut kawasan industri yang ada di daerah ini dijaga para preman.

Mereka terus menebar teror. Memberikan ancaman. Tentu kita prihatin, meskipun dibalik itu, mita bersyukur. Bersyukur, karena hal ini membuat kita semakin mengerti akan arti persatuan dan solidaritas. Kita bersyukur, karena keberadaan mereka tak menciutkan nyali buruh Bekasi. Buktinya, hari ini ribuan buruh masih bersemangat untuk terus bergerak guna mensosialisasi mogok nasional di kawasan – kawasan.

Memang, sempat terjadi ketegangan, pemukulan, dan perampasan serta pembakaran jaket FSPMI. Buruh tak melawan dengan balik melakukan kekerasan. Bukan karena takut, tetapi ada kepentingan lain yang lebih besar. Apalagi kegiatan hari ini baru sebatas sosialisasi, jadi tak ada manfaatnya adu otot dengan mereka.
Perjuangan buruh yang sungguh mulia ini, tak ingin kita kotori dengan tindakan yang mengarah pada anarkis. Dan satu hal yang membanggakan kita semua, buruh bisa melakukan misinya dengan damai. Seperti hari ini, meski aksi tak hanya terjadi Bekasi dan melibatkan puluhan ribu buruh, tak terdengar ada tindakan anarkis dari buruh.

Disisi lain, ada kelompok tertentu yang memprovokasi buruh untuk melakukan kekerasan. Mereka melakukan penghadangan, pemukulan, perampasan jaket dan membakarnya. Hebatnya, buruh tak terpancing dengan itu semua. Bahkan menutup rangkaian aksi sosialisasi hari ini dengan menerobos masuk tol. Sebagai peringatan awal, jika buruh tak pernah diam meskipun berbagai kekuatan ‘hitam’ mencoba untuk membungkam.

Silahkan menilai sendiri, siapa yang sesungguhnga suka melakukan kekerasan?  Padahal jika buruh mau, dengan jumlah massa yang ribuan itu, mereka bisa melakukan perlawanan. Buruh sudah terlalu cerdas untuk bisa diadu domba seperti itu. Namun ketika mogok nasional sudah tiba saatnya, kemudian mereka masih tetap saja melakukan provokasi, jangan salahkan jika akhirnya buruh membela diri.
Catatan Nyumarno dibawah ini, menunjukkan kepada kita semua, bahwa buruh dalam melakukan aksinya selalu berada dalam koridor hukum yang berlaku:0

Sesuai dengan agenda Mogok Nasional yang puncaknya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober dan 1 Nopember 2013, pada hari ini Senin 28 Oktober 2013 Aliansi Buruh Bekasi yang terdiri dari FSPMI, FARKES, KSBSI, KASBI, FSP KEP KSPI, FKI SPSI, danbeberapa elemen buruh lainnya di Kabupaten Bekasi melakuan Pra Kondisi Mogok Nasional dengan melakukan konvoi di kawasan industri untuk mensosialisasikan agenda mogok nasional tersebut.

Massa sudah mulai berkumpul di Omah Buruh EJIP sejak pukul 08.00. Jumlah massa buruh yang mencapai 1.000 orang itu mulai bergerak menuju kawasan industri EJIP, Hyundai dan Delta Silicon 1 untuk melakukan sosialisasi mogok nasional. Kegiatan tersebut berjalan dengan aman, tertib dan damai. Secara bergantian, orator di mobil komando, bung Nurdin Muhidin dan Bung Novel mensosialisasikan agenda dan tujuan Mogok Nasional.

Pukul 09.15 wib, mobil komando EJIP mendapat informasi dari mobil komando MM 2100 jika kegiatan sosialisasi mogok nasional di MM2100 tidak diperkenankan oleh pihak kepolisian dan pihak kawasan MM 2100. Oleh karena itu, pada jam 09.30 mobil komandoEJIP yang saat itu berada di Kawasan Industri Delta Silicon 1 berniat ke kawasan MM 2100 Cibitung untuk membantu sosialisasi mogok nasional.
Selanjutnya mokom EJIP meminta ijin kepada Kepolisian di depan PT. Colorobia untuk masuk ke kawasan MM 2100 dan meminta pengawalan dari Polisi. Pada jam 10.00 wib massa dari EJIP masuk ke kawasan MM2100 dengan pengawalan 1 mobil forwarder Polisi. Massa buruh masuk MM 2100 di daerah PT. Tirta Alam Segar, kemudian ke PT. AHM dan sekitar PT. Yamaha Music.

Saat massa buruh yang berasal dari EJIP ingin melanjutkan sosialisasi ke kawasan yang lain, massa buruh di hadang oleh sekelompok oknum preman/ormas/LSM agar tidak masuk sekitar PT. JST. Untuk menghindari konflik, maka mokom EJIP akhirnya menarik diri melalui PT. Sindengen.
Setelah itu, buruh berencana kembali ke Kawasan EJIP. Namun lagi-lagi saat massa buruh dihadang oleh sekitar 200 preman/ormas/LSM, buruh dilarang melewati jembatan warung bongkok yang menuju kawasan Jababeka. Mereka meminta buruh melewati jalur kiri kalimalang saja. Buruh dan mokom EJIP mengikuti permintaan ormas tersebut. Namun yang terjadi, mereka tetap melakukan penghadangan dan pemukulan terhadap buruh dengan menggunakan senjata tumpul (balok kayu, bambu,dan sejenisnya).
Buruh kembali mengalah. Padahal bisa saja, dengan jumlah yang ribuan itu, mereka melakukan perlawanan. Namun akal sehat mereka mengatakan jangan, bahwa kekerasan hanyalah sikap primitif yang harus ditinggalkan.

Buruh mundur menuju jalan sekitar PT. YKK Cibitung untuk kembali menuju kawasan EJIP. Namun buruh yang ada di belakang dikejar-kejar preman/ormas/LSM dan di pukuli dengan pentungan. Sampai disini, tak ada juga pengawalan dari Polisi. Seolah mereka melakukan pembiaran terhadap semua ini.
Untuk menghindari konflik dan ribut dengan Preman/Ormas/LSM, sedangkan melalui jalan manapun dihadang Preman, buruh dan Mokom EJIP terpaksa menarik pasukan menuju EJIP dengan masuk lewat jalan tol Cibitung. Sekitar 1000 motor massa buruh masuk ke dalam Tol, dan kalau mau, bisa melumpuhkan jalan bebas hambatan itu. Namun, buruh memilih untuk tidak melakukannya.

Baru sekitar 4 KM dari pintu tol cibitung yang menuju Cikarang Barat, Kapolres dan Kapolsek Cikarang Barat dengan nada marah-marah memerintahkan agar massa buruh segera keluar dari Tol. Bung Nurdin Muhidin selaku koordinator di mobil komando menjawab enteng,  ”Kami memang mau keluar tol dan menuju EJIP, kami sebelumnya di hadang, dikejar-kejar dan di pukul oleh para preman. Kami berjumlah ribuan tanpa pengawalan Polisi, karena kami menghindari bentrokan, maka kami pulang melalui Jalan Tol.”
Jadi, jangan salahkan kami! Justru kami sedang menghindari provokasi dan tindakan kekerasan, yang sebenarnya itu adalah tugas polisi saat menjaga aksi. Sayang sekali, Polisi absen dalam aksi besar dalam rangka sosialisasi Mogok Nasional, di Bekasi ini hari.

(Sumber web FSPMI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar