BATAM – Masyarakat Suku Laut di Batam, dipimpin Ketua RW Muchtar, mendesak DPR RI segera menindaklanjuti kasus perusakan hutan mangrove dan reklamasi ilegal di tiga pulau milik PT Citra Buana Prakarsa, perusahaan yang dikendalikan Hartono, pemilik Harbour Bay.
Tiga Pulau yang Terancam :
1. Pulau Kapal Besar
2. Pulau Kapal Kecil
3. Pulau Pial Layang
Warga menuduh perusahaan tidak melibatkan mereka dalam proses diskusi dan menolak segala aktivitas pengembangan pulau hingga tuntutan mereka dipenuhi.
"Kami tidak akan diam. Aktivitas ilegal ini harus dihentikan, dan DPR harus turun tangan!" tegas Muchtar kepada media, Sabtu (9/8/2025).
KKP Segel Aktivitas Ilegal, Tapi Perusahaan Masih Beroperasi?
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)melalui Direktorat Jenderal PSDKP telah menghentikan sementara aktivitas PT Citra Buana Prakarsa karena tidak memiliki izin PKPRL (Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut), tidak ada izin reklamasi, ada dugaan penebangan mangrove ilegal di Pulau Pial Layang (masih dalam investigasi)
Dirjen PSDKP, Pung Nugroho Saksono menegaskan bahwa PT Dewi Citra Kencana (afiliasi) telah melakukan aktivitas ilegal dan kini disegel, menunggu kelengkapan dokumen.
Suku Laut: "Kami Tidak Akan Menyerah!"
Muchtar dan warga Suku Laut bersikeras menolak semua kegiatan perusahaan sampai ada penyelesaian hukum. Mendesak DPR RI turun tangan untuk memastikan keadilan. Meminta pemerintah daerah lebih tegas melindungi hak masyarakat adat.
"Ini bukan hanya soal mangrove, tapi juga masa depan anak cucu kami!" tegas Muchtar.
KKP Janji Tertibkan Pulau-Pulau Kecil di Seluruh Indonesia
KKP menyatakan komitmennya untuk menindak tegas pengelolaan ilegal pulau kecil, termasuk di Kepulauan Mentawai dan wilayah lain berdasarkan laporan masyarakat.
Warga suku laut pun meminta kepada pihak-pihak terkait, Investigasi lebih lanjut oleh KKP dan penegak hukum. DPR RI membentuk pansus. Lakukan pengawasan ketat terhadap perusahaan-perusahaan yang beroperasi tanpa izin.
"Kami akan terus berjuang sampai keadilan ditegakkan!" Suara Lantang Suku Laut Batam.
Editor red/Republikbersuara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar