Gaji Karyawan Pabrik iPhone Tak Dibayar, Begini penjelasan Foxconn - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Sabtu, 26 November 2022

Gaji Karyawan Pabrik iPhone Tak Dibayar, Begini penjelasan Foxconn


JAKARTA - Pemasok Apple Foxconn telah meminta maaf atas kesalahan teknis dalam sistem pembayaran upah. Permintaan maaf itu datang sehari setelah pabrik iPhone di China diguncang oleh protes kemarahan para pegawai.


Video yang viral di media sosial menunjukkan ratusan pekerja demo di pabrik iPhone terbesar di dunia di kota Zhengzhou, dengan keluhan pembatasan Covid dan klaim pembayaran yang terlambat.


Mereka yang menyiarkan langsung protes mengatakan para pekerja dipukuli oleh polisi.

Seorang pekerja Foxconn mengatakan kepada BBC bahwa situasi tersebut telah diselesaikan.


Bulan lalu, kasus Covid yang meningkat membuat pabrik di lockdown, yang membuat beberapa pekerja kabur keluar dan pulang. Perusahaan kemudian merekrut pekerja baru dengan janji bonus yang besar.


Tetapi seorang pekerja mengatakan kontrak ini diubah sehingga mereka tidak mendapatkan subsidi yang dijanjikan, bahkan mereka dikarantina tanpa makanan.


Foxconn merilis pernyataan yang mengatakan kesalahan teknis pembayaran gaji terjadi selama proses orientasi. Mereka menambahkan bahwa gaji rekrutan baru sama seperti yang disepakati dalam poster rekrutmen resmi.


Perusahaan mengatakan terus berkomunikasi dengan karyawan yang terkena dampak gaji dan bonus dan melakukan yang terbaik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan tuntutan karyawan yang masuk akal.


Seorang pekerja juga mengatakan bahwa dia telah menerima 8.000 yuan dan akan menerima 2.000 yuan lagi. Dia menambahkan bahwa tidak ada lagi pengunjuk rasa dan dia dan rekan-rekannya akan kembali ke pabrik Foxconn, demikian dikutip dari BBC, Jumat (25/11/2022).


Pabrik Zhengzhou mempekerjakan lebih dari 200.000 orang untuk membuat perangkat Apple termasuk iPhone 14 Pro dan Pro Max.


Secara terpisah, pihak berwenang memerintahkan kota untuk dikunci, dan mengatakan orang tidak akan dapat meninggalkan daerah itu kecuali mereka memiliki tes Covid negatif.


Itu terjadi ketika China mencatat jumlah kasus Covid harian tertinggi sejak pandemi dimulai, dengan negara itu mengalami gelombang wabah dengan beberapa kota besar seperti Beijing dan Guangzhou terpengaruh.

Sumber artikel : www.cnbcindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar