Penghijauan Buffer Zone Pasar Mandalay Terkesan Dipaksakan, Ini Contoh Pohon Yang Ditanam - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 07 Oktober 2019

Penghijauan Buffer Zone Pasar Mandalay Terkesan Dipaksakan, Ini Contoh Pohon Yang Ditanam

BATAM - Usai penggusuran kios liar di lahan buffer zone atau jalur hijau pinggiran jalan simpang pasar Mandalay dengan alasan pembangunan drainase. Saat ini pemerintah melalui dinas terkait kembali lagi meneror para pedagang bongkar pasang tenda (pasar kaget) dengan penghijauan atau penanaman pohon dan pembuatan taman, kkibanya puluhan hingga ratusan warga terancam kehilangan mata pencarian. Senin (7/10/2019).

Pantauan awak media ini, lahan buffer Zone yang ditempati para pedagang bongkar pasang tenda (pasar kaget) tersebut sudah ditanami cabang dahan kayu dengan jaraknya sangat berdekatan atau ditanam tiga baris sehingga kuat dugaan terkesan dipaksakan. Dan para pedagang pun menilai aktivitas tersebut dilakukan hanya untuk mengusir mereka agar tidak lagi melakukan aktivitas dagangannya diareal tempat itu.

Bahkan, menurut informasi yang beredar di lapangan, ada dugaan lahan buffer zone yang luasnya kurang lebih, 9 meter itu akan diambil atau dikelola oleh oknum-oknum yang dekat dengan para penguasa.

Hingga berita ini diunggah, media ini belum melakukan konfirmasi kepada Disperkimtan bidang pertamanan, apakah penanaman pohon yang dimaksud sudah berdasarkan SOP, karena pohon yang ditanam di lapangan hanyalah cabang dahan kayu.

Diberitakan sebelumnya, Polemik masyarakat yang mencari nafkah dengan berdagang di pasar bongkar pasar tenda (pasar kaget), tepatnya di pinggiran jalan buffer zone tepatnya di depan pasar Mandalay, Sagulung masih terus bergunjing. Pasalnya, usai pembongkaran bangunan liar milik para pedagang di gusur akibat perbaikan drainase, kali ini masyarakat dihantui dengan program penanaman pohon dan pembuatan taman yang terkesan dipaksakan.
Pantauan Buruhtoday.com, Senin (7/10/2019) pagi, sekitar pukul 9.30 wib, para pedagang melakukan penolakan terhadap kegiatan penanaman pohon dan pembuatan taman yang dilakukan Disperkimtan kota Batam. Karena pada pertemuan beberapa bulan (Juli 2019) sebelumnya di kantor Camat Sagulung dan RDP di komisi I DPRD kota Batam terkait penggusuran kios milik mereka,  pemerintah tidak ada menyebutkan lahan tersebut akan dibuat penghijauan yakni penanaman pohon atau pembuatan taman. Sehingga para pedagang menilai, penanaman pohon dan pembuatan taman di jalur hijau tersebut disinyalir terkesan dipaksakan untuk menggusir masyarakat untuk berdagang.

Atas penolakan yang dilakukan para pedagang itu, Kasi Trantib Kecamatan Sagulung pun langsung menghubungi Satpol PP dan pihak Polsek Sagulung untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

Parahnya lagi, pihak pengawas yang menyuruh beberapa orang pekerja pertamanan tersebut meninggalkan lokasi, dan saat dihubungi melalui telepon oleh salah satu pekerja, pengawas tersebut tidak meresponnya. Sehingga, Kasih Trantib Sagulung mengambil kebijakan untuk memberhentikan pekerja di hadapan pihak Satpol PP dan Polsek Sagulung, serta meminta koordinator pasar kaget (Sinambela-red) untuk berkoordinasi ke Dinas terkait.

Sinambela selaku koordinator pedagang pasar kaget Mandalay mengaku sangat heran dengan adanya penanaman pohon dan pembuatan taman yang dilakukan Disperkimtan tersebut, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan kepada pihak mereka.

"Kita berdagang disini pak walikota, bukan mencuri, berjudi atau jual narkoba. Apakah kami bukan masyarakat kota Batam, kenapa program pemerintah ini, kami tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu. Saya yakin bapak lebih mendahulukan kepentingan masyarakat susah, jadi tolong kami pak Walikota," ujar Sinambela.

Ia juga sangat menyayangkan sikap pihak Kecamatan Sagulung yang tidak berpihak kepada masyarakat. Sebab, pasar kaget tersebut dapat menopang dan membantu perekonomian masyarakat yang saat ini sedang susah terkhususnya mencar pekerjaan.

"Tidak mungkin pemerintah tidak tau keberadaan kita disini, karena jauh hari sebelumnya kita sudah memberitahukan akan aktifitas ini,  kita disini sudah 5-6 tahun lamanya. Kami mohon untuk walikota agar memperhatikan nasib kami disini pak," tuturnya.

Nainggolan salah satu pedagang pasar kaget juga menyebutkan agar pemerintah kota Batam dapat memberikan solusi kepada mereka, sebab sejak adanya pasar kaget tersebut dirinya pun bisa untuk bertahan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya.

"Makan kami dari sini pak, mau kemana lagi kami cari makan, kalau kami pun harus digusur dari sini. Kepada Bapak Walikota dan DPRD, mohon perhatikan kami disini, agar anak-anak kami bisa bersekolah pak, kalau ada kerjaan lain seperti Mukakuning dan galangan kapal, kami tidak mau begini pak," pintanya.

Sementara itu, Kasi trantib Kecamatan Sagulung Jamil mengatakan bahwa pihaknya dari Kecamatan hanya mengawal proyek Binamarga dan Disperkimtan.

"Untuk proyek Binamarga yakni drainase kan sudah selesai, jadi dari Disperkimtan mau melanjutkan tanam pohon, dan dari pak Sinambela mengiginkan pertemuan dulu dengan Dinas Perkimtan," sebutnya

Saat disinggung apakah sebelumnya tidak ada pemberitahuan akan adanya program penghijauan atau tanam pohon tersebut, Jamil menyangkal pernyataan para pedagang pasar kaget tersebut.

"Sebetulnya sudah kita sampaikan, setelah selesai pembangunan drainase, kita akan melanjutkan dengan proyek pembuatan taman," pungkasnya.

Editor redaksi
Liputan tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar