Pak Kapolda, Tangkap dan Penjarakan Jaringan Mafia TKI Ilegal di Batam - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 26 Januari 2015

Pak Kapolda, Tangkap dan Penjarakan Jaringan Mafia TKI Ilegal di Batam

Batam,Buruhtoday.com –  Maraknya aktifitas penyelundupan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal dikota Batam diduga ada pembiaran dari petugas terkait, pasalnya para cukong mafia perdagangan manusia ini dalam menjalankan misinya terkesan merajalela lewat pelabuhan resmi maupun pelabuhan tidak resmi seperti dipelabuhan tikus didaerah Tanjung Memban,Nongsa Batam.

Pantauan tim media ini dilapangan, aktifitas para cukong mafia TKI Ilegal dipelabuhan tikus Memban,Nongsa, puluhan TKI illegal yang tidak memiliki paspor diselundupkan pada malam hari dengan menggunakan speedboat kapasitas 30 penumpang untuk diberangkatkan ke Malaysia, para TKI ilegal tersebut didatangkan dari berbagai kota seperti Surabaya, NTB, NTT dan Indramayu.

 Mereka jugat dipungut biaya Rp 15 juta per orang. belum lagi upah mereka disunat oleh para cukong mafia tersebut setiap bulannya.

Salah seorang warga Nongsa yang ditemui tim media ini mengatakan bahwa penyeludupan TKI Ilegal dari pelabuhan tikus yang ada Tanjung Memban sudah berlangsung lama. Jaringan mafia penyelundup TKI Ilegal tersebut juga disebutkan telah berkoordinasi dengan oknum aparat hukum yang ada.

“ Sudah lama pak, ada yang berangkat dan pulang dari Malaysia,” ujarnya beberapa hari lalu.
Para TKI Ilegal yang diberangkatkan ke Malaysia dipekerjakan tersebut nantinya dilokasi perkebunan, pembantu rumah tangga dan kuli bangunan.

 ”Rata-rata mereka(TKI Illegal,red) berasal dari daerah Jawa. Sebelum diberangkatkan, mereka dikumpulkan dan ditampung dirumah warga yang ada di Nongsa. Setelah jumlahnya dianggap cukup, mereke diberangkatkan ke Malaysia menggunakan dua speedboat,” jelasnya. 

Sebelumnya Kepala BP3TKI Kepri Suyanto mengakui masih maraknya pengiriman TKI non-prosedural dari Batam. Ia berdalih instansi yang dipimpinnya masih kekurangan personel untuk melakukan pengawasan di lapangan.

“Kami sudah tahu,tapi kami tidak bisa berbuat banyak karena kekurangan personil,” ujarnya.

(red/Amok/SW)