Siapakah yang Perduli dengan Pekerja ? - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 10 Maret 2014

Siapakah yang Perduli dengan Pekerja ?

Buruhtoday - Pertanyaan di atas, banyak terungkap dalam perbincangan kalangan LSM, tokoh masyarakat dan termasuk pekerja/buruh sendiri.

Tahukah kita Kondisi Pekerja Sekarang...?
Kalau Pekerja sadar mayoritasnya di Batam, dengan status pekerja kontrak, outsourcing,harian lepas dengan upah dibawah UMK. Di samping itu, banyak pekerja mengalami Kecelakaan Kerja sampai ada yang meninggal sia-sia,Ijazah ditahan,tidak ada Jamsostek sehingga perobatan anak dan istri tidak ditanggung,gaji upah lembur tidak dibanyar dan masih banyak lagi.

Sedangkan Pemerintah  (Dinas Tenaga Kerja ) tidak tegas, anggota DPRD seakan-akan tidak peduli nasib pekerja, bahkan Pekerja sendiri acuh tidak acuh dengan nasib sesamanya. Serikat Pekerja/Buruh berjuang tetapi terbatas. Kehidupannya rata-rata ekonomi lemah, Masa depan tidak jelas, Perlindungan terhadap pekerja sangat lemah, Pelatihan guna peningkatan SDM pekerja tidak ada, apalagi mencapai untuk Kesejahteraan sungguh sangat Musatahhil..!!

Sehingga terpaksa Pekerja (suami-istri) harus membanting Tulang tanpa lelah pagi-siang-malam dengan meninggalkan anak-anaknya di tetangga demi sesuap nasi, siapa yang peduli ?
Pengawat politik dan sosial  berpendapat ” Sebagian besar pekerja/buruh tidak mempunyai jiwa/ mental  pejuang, solidaritas (kebersamaan), dan Pekerja/Buruh  cendrung mencari rasa aman/ kepentingan pribadi dan sesaat, Kurang menghargai perjuangan para pembela/pejuangnya, Pekerja sudah menikmati kenaikan UMK Tahun lalu sangat Tinggi ± Rp. 700 ribu/bulan dan Tahun ini ± Rp. 400 ribu/bulan, belum lagi termasuk Lembur, JHT Jamsostek dsb, para aktivis melalui Serikat Pekerja/ Serikat Buruh berjuang habis-habisan  tanpa memikirkan resiko terhadap dirinya, perjuangan yang dilakukan segala macam cara termasuk harus Demo/Unjuk Rasa, walupun banyak masyarakat termasuk sebagian kecil Pekerja mencibir, menuduh bahkan mengutuk karena dianggap menghambat Investor dan mengganggu kenyamanan masyarakat, dan pekerja cepat melupakan dan beranggapan itu kewajiban aktivis dan inilah kelemahan pekerja/buruh paling parah. Tetapi apabila Pekerja/Buruh mempunyai Masalah di tempatnya bekerja, kemana di mengadukan Nasibnya ? Apakah ke Pengacara ?, atau ke Serikat Pekerja/Serikat Buruh ? Pasti mereka ke Serikat Pekerja/Serikat Buruh., Artinya bahwa Pekerja/Buruh itu sangat sadar bahwa dia membutuhkan para Aktivis Pekerja jika bermasalah tetapi kalau tidak bermaasalah dia melupakan, Mental ini yang masih ada di Pekerja/Buruh, sehingga sulit wakil pekerja/buruh berhasil menjadi dewan Benarkah ?

Namun dari semua itu, Bisakah Pekerja berhasil memperjuangkan Nasibnya sendiri dan bagaimana caranya? Dan apakah pekerja hanya menikmati di dalam ketertindasan....??? Hanya PASRAH...PASRAH....

1.    Banyak saudara kita Upahnya tidak di bayar.!!!
2.    Outsourching....Penyalur Merajalela.........!!!!
3.    Izajah...ditahan..., sisa gaji tidak bayar..!!!
4.    Biaya Perobatan tidak ditanggung...!!!

Bersambung.                                                                                Oleh Setia Putra tarigan