Pemotongan Lahan Kampung Melcem Sempat Ricuh, Pengelola Tak Dapat Perlihatkan PL - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Rabu, 04 Desember 2019

Pemotongan Lahan Kampung Melcem Sempat Ricuh, Pengelola Tak Dapat Perlihatkan PL

BATAM - Aktivitas pemotongan Lahan di kampung Melcem Bawah mendapat perlawanan dari warga setempat. Perlawanan warga itu bukanlah yang pertama kali, melainkan sudah sering terjadi.

Puluhan warga Kampung Melcem RT 02, RW 05, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar tetap menolak akan aktivitas pemotongan bukit yang dilakukan pengembang yakni PT Limanda, sebelum adanya kompensasi kepada warga yang mendapat dampak dari aktivitas tersebut.

Parahnya lagi, pihak pengembang juga tidak dapat memperlihatkan bukti PL yang sebagai bukti kepemilikan lahan kepada warga.

Atas adanya penolakan dari warga tersebut, akhirnya terjadi pertemuan di Aula Kelurahan Tanjung Sengkuang. Yang mana pertemuan itu dihadiri Lurah dan LPM  Kelurahan, Babinkamtibmas, Babinsa, perwakilan PT Limanda dan perwakilan warga. Rabu (4/12/2019) pagi, sekitar pukul 10:00 Wib.

Dalam pertemuan itu, warga Melcem menyampaikan bahwa selama ini pihak pengembang belum menanggapi apa yang mereka minta dan hanya memberikan harapan palsu.

"Pihak  PT Limanda selama ini bekerja melakukan pemotongan lahan dan membuat patok batas lahan tak jelas. serta tidak pernah mendatangi terlebih dahulu perangkat RT /RW setempat untuk berkoordinasi terlebih dahulu sebelum bekerja," Ujar salah satu warga.

Selain itu, warga juga sempat meminta agar PT Liminda memperlihatkan keabsahan atas kepemilikan lahan seperti PL dari lahan dimaksud. Akan tetapi pihak PT Liminda tidak dapat memperlihatkannya.

"Kita mau tau dulu, dimana letak lahan PT Liminda, tunjukkan kepada kita PL nya," sebutnya.

Ramli selaku RT 02 menyebutkan aktivitas yang dilakukan PT Liminda selama ini tidak pernah berkoordinasi dengan warga sekitar sebelum melakukan aktivitas.

Kalau B***** aja diganggu tempat tinggalnya, akan marah, apalagi kita manusia," katanya.

Menurutnya, seandainya dari awal pihak pengembang menghargai dan menemui warga setempat, maka tidak akan ada pertemuan tersebut.

"Kalau dari awal ada koordinasi, tentu saja tidak begini hasil nya. Apa sih susahnya datang ,atau pun layangkan surat untuk pemberitahuan bahwasanya PT Limanda ini mau merelokasikan lahan nya di rt 02." Singkatnya.

Pantauan sebelumnya, pertemuan yang digelar itu sempat memanas karena kedua pihak antara pengembang dan warga saling balas-membalas percakapan.

Yanuar Pribadi S.kom selaku Lurah Tanjung Sengkuang menjelaskan bahwa timbulnya masalah tersebut di karenakan tidak ada komunikasi yang sehat antara sekelompok warga dengan pihak perusahaan yang bersangkutan.

Yanuar berharap kedepan nya agar masalah yang terjadi terhadap warga mendapatkan solusi terbaik.

"Kita akan mencari solusi terbaik antara warga dan perusahaan. Saya dan segenap perangkat akan berdiskusi lagi mencari jalan keluarnya," Pungkasnya.

Editor redaksi
Liputan tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar