PHK Kembali Hantui Buruh, Sebanyak 4000 Karyawan dari 7 Pabrik di Sragen Sudah Dirumahkan - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Minggu, 17 November 2019

PHK Kembali Hantui Buruh, Sebanyak 4000 Karyawan dari 7 Pabrik di Sragen Sudah Dirumahkan

SRAGEN - Berdasarkan data Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Sragen menyebutkan fakta banyaknya pabrik-pabrik yang mulai merumahkan karyawan atau buruhnya dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu dikarenakan lesuhnya ekonomi di Sragen yang tak terelakkan lagi. Tak cuma pasar-pasar yang kehilangan pengunjung, kalangan pabrik juga mulai terimbas.

Ketua SPSI Sragen, Rawuh Suprijanto mengungkapkan hingga saat ini banyak pabrik-pabrik di Sragen yang mulai merumahkan karyawannya/buruhnya. Data yang tercatat di SPSI, total ada sekitar 4.000 lebih buruh yang sudah dirumahkan sejak tiga bulan lalu.

Menurut Rawuh, sepinya order dan lesunya perekonomian menjadi alasan pabrik-pabrik itu memutuskan untuk merumahkan para karyawannya tersebut.
“Saat ini kondisi perusahaan-perusahaan sedang sakit. Dengan bukti sudah ada 4.000 buruh yang saat ini sudah dirumahkan,” paparnya, Minggu (17/11/2019).

Rawuh menjelaskan, ribuan karyawan pabrik yang dirumahkan itu terdeteksi berasal dari tujuh pabrik di Sragen. Mayoritas adalah pabrik-pabrik tekstil seperti BATI, DMST 1 hingga 3.

Hampir semua karyawan yang dirumahkan itu adalah karyawan dengan status kontrak. Sehingga secara posisi, mereka juga lemah untuk bisa menuntut pesangon.

“Rata-rata pasrah dan nggak nuntut. Lha gimana wong statusnya hanya kontrak,” terangnya.

Rawuh menambahkan aksi PHK massal itu terjadi rata-rata karena pabrik beralasan order sepi dan perekonomian lesu.

“Rata-rata alasannya sedang sepi sehingga harus mengurangi buruh,” jelasnya.

Aksi perumahan massal karyawan itu juga dibenarkan oleh kalangan para  buruh lainnya. Tri salah satu karyawan disalah satu pabrik tekstil mengaku bahwa dalam dua bulan terahir banyak teman-temannya yang sudah dirumahkan dan tidak bekerja lagi.


“Rata-rata mereka yang kontrak baru. Alasannya karena lagi sepi, jadi bahasanya diliburkan dulu sebulan dua bulan. Nanti kalau sudah normal janjinya akan dipanggil lagi. Tapi namanya orang apalagi yang sudah keluarga, kan nggak mungkin nggak kerja lebih dari sebulan hanya untuk nunggu panggilan. Makanya sebagian besar langsung pindah nyari lowongan lain,” pungkasnya.
Artikel ini sudah terbit di media https://joglosemarnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar