Gajian Terlambat, Buruh Sampah Mengamuk dan Rusak Kantor DKP Kota Palu - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Selasa, 13 Desember 2016

Gajian Terlambat, Buruh Sampah Mengamuk dan Rusak Kantor DKP Kota Palu

PALU - Ratusan buruh yang bekerja sebagai petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Palu yang berada di Jalan Kakatua, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore merusak sejumlah fasilitas dalam dan luar kantor. Pengerusakan dipicu karena keterlambatan pembayaran gaji para buruh, Selasa (13/12/2016) siang, sekitar pukul 14.30 Wita

Salah seorang buruh sampah mengaku, insiden tersebut berawal dari penyampaian oknum dinas yang menyatakan bahwa gaji buruh sampah belum bisa dibayarkan hari itu. Padahal, gaji seluruh sopir-sopir angkutan sampah telah dibayarkan.

Mirisnya lagi, kata buruh yang menolak disebut namanya, gaji yang akan dibayarkan rencananya tidak full. Hanya sebagian saja dikasih, sedangkan sebagiannya lagi belum bisa diberikan. Ratusan buruh yang mendengar informasi itu, langsung tersulut emosi dan mengamuk. Mereka melampiaskan kekesalan dengan merusak dan melempari kantor DKP dengan batu.

“Tidak ada yang provokasi kami. Ini murni kemauan bersama. Ini persoalan isi perut. Kenapa hak kami digantung-gantung seperti ini,” ujar salah seorang buruh dengan nada tinggi kepada wartawan ketika hendak meninggalkan kantor DKP. 

Sekretaris DKP Palu, Abd Rahman Intang mengatakan bahwa insiden pengurusakan kantor yang dilakukan buruh sampah karena proses pembayaran gaji sedang berlangsung. Tidak ada maksud atau niat kalau gaji mereka tidak dibayarkan. Malah dirinya telah menyampaikan kepada bendahara agar semua gaji buruh maupun sopir mobil sampah, dibayarkan Selasa hari itu (13/12). Hanya saja, pada saat pembayaran gaji sopir sampah, tiba-tiba saja bendahara kehabisan uang kecil.

“Bendahara tadi bilang, itu juga (kehabisan uang kecil) sudah dia sampaikan kepada para buruh,” beber Intang,

Ia menjelaskan, pembayaran gaji ratusan buruh pada bulan Desember 2016, telah diberlakukan sistem sidik jari. Sehingga tidak ada lagi buruh yang mencurigai ada penyimpangan yang dilakukan oleh para sopir maupun dinas.

“Dulu setiap kali buruh terima gaji, harus terima melalui sopirnya. Sistem itu tidak tepat, karena banyak buruh yang komplain gaji mereka banyak yang dipotong sopir. Makanya sekarang, sudah menggunakan sistem sidik jari. Ini hanya persoalan proses saja yang sedikit lambat. Gaji mereka semuanya tetap dibayarkan,” tegas sekretaris DKP.

Intang melanjutkan, dirinya menduga insiden itu terjadi karena adanya provokator, yang sengaja memanas-manasi suasana. Sehingga menimbulkan emosi yang berujung pengrusakan fasilitas kantor.

“Saya meminta kepada semua sopir maupun buruh, untuk ke depannya berpikir jernih sebelum mengambil tindakan,” pesan Intang kepada sopir dan buruh sampah.

Terkait siapa provokator di balik insiden tersebut, Intang menuturkan akan berkoordinasi dulu dengan Kadis DKP Andi Sumardi untuk proses selanjutnya.

“Masalah ini menunggu petunjuk dari kadis, bagaimana nanti tindakan dinas terkait kasus pengrusakan kantor,” pungkasnya.


red / Indopos.com