Batam,Buruhtoday.com - Warga yang bermukim di Tanjung Buntung resah atas aktivitas truk pengangkut tanah untuk reklamasi pantai Golden Prown, Bengkong, Batam. Banyak anak-anak warga terserang penyakit akibat debu dari truk-truk tanah yang melintas di sekitar pemukiman mereka.
Salah satu warga Br Situmorang, Ibu Rumah Tangga yang bermukim di Tanjung Buntung mengatakan anaknya terserang batuk dan deman tinggi akibat menghirup debu dari truk tanah yang melintas.
“Karena lori itu, dari kemarin anak saya jadi batuk panas, dan sampai sekarang juga belum sembuh-sembuh,” ujarnya kepada AMOK Group, Senin(9/5/2016) siang.
Kata dia, pengusaha yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown juga seakan tidak mau tau dengan keadaan warga yang tinggal di sekitar jalan yang dilewati truk tanah tersebut.
“Saya sudah lama di sini ngontrak, sampai saat ini pihak pengelola sama sekali tidak pernah memberikan konpensasi apapun. Tapi tak tahu sama warga yang lain ada dikasih,” bebernya.
Menurutnya, warga sudah sering melakukan pemblokiran jalan untuk menghalangi aktivitas truk tanah yang melintas, karena jalan yang dilewati jarang disiram pihak pengelola.
“Warga sering melakukan pemblokiran jalan bang, tapi itu karena mereka tidak menyiram jalan dan debu terbang kemana-mana. Kalau tak diblokir, mereka diam saja,”ujarnya.
Hal senada dikatakan salah satu pemilik warung dipinggir jalan yang setiap dilalui truk pengangkut tanah. Dia mengaku tidak pernah menerima kompensasi dari pihak perusahaan yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown.
“Tak pernah ada konpensasi. Jalan rusak saja tak ada diperbaiki. Padahal sudah separah ini,” ujar perempuan beranak satu ini kesal.
Pantauan dilokasi, puluhan truk tanah masih beraktivitas mengangkut tanah timbun dari lokasi pengerukan bukit hingga ke lokasi reklamasi.
Hingga berita ini di unggah, perusahaan yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown belum berhasil dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut.
(red/Jef)
Salah satu warga Br Situmorang, Ibu Rumah Tangga yang bermukim di Tanjung Buntung mengatakan anaknya terserang batuk dan deman tinggi akibat menghirup debu dari truk tanah yang melintas.
“Karena lori itu, dari kemarin anak saya jadi batuk panas, dan sampai sekarang juga belum sembuh-sembuh,” ujarnya kepada AMOK Group, Senin(9/5/2016) siang.
Kata dia, pengusaha yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown juga seakan tidak mau tau dengan keadaan warga yang tinggal di sekitar jalan yang dilewati truk tanah tersebut.
“Saya sudah lama di sini ngontrak, sampai saat ini pihak pengelola sama sekali tidak pernah memberikan konpensasi apapun. Tapi tak tahu sama warga yang lain ada dikasih,” bebernya.
Menurutnya, warga sudah sering melakukan pemblokiran jalan untuk menghalangi aktivitas truk tanah yang melintas, karena jalan yang dilewati jarang disiram pihak pengelola.
“Warga sering melakukan pemblokiran jalan bang, tapi itu karena mereka tidak menyiram jalan dan debu terbang kemana-mana. Kalau tak diblokir, mereka diam saja,”ujarnya.
Hal senada dikatakan salah satu pemilik warung dipinggir jalan yang setiap dilalui truk pengangkut tanah. Dia mengaku tidak pernah menerima kompensasi dari pihak perusahaan yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown.
“Tak pernah ada konpensasi. Jalan rusak saja tak ada diperbaiki. Padahal sudah separah ini,” ujar perempuan beranak satu ini kesal.
Pantauan dilokasi, puluhan truk tanah masih beraktivitas mengangkut tanah timbun dari lokasi pengerukan bukit hingga ke lokasi reklamasi.
Hingga berita ini di unggah, perusahaan yang melakukan reklamasi pantai Golden Prown belum berhasil dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut.
(red/Jef)