Inilah Alasan Para Buruh Menolak Jokowi Untuk Bertemu Dikantornya - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 11 November 2013

Inilah Alasan Para Buruh Menolak Jokowi Untuk Bertemu Dikantornya

Jakarta,Buruhtoday - Ada hal ganjil yang terjadi saat demo besar buruh di depan Balai Kota pada 31 Oktober lalu. Buruh yang menuntut tidak diadakannya sidang UMP saat itu, didatangi Jokowi.

"Saat demo Jokowi kepengen 10 orang perwakilan buruh masuk. Tetapi Jokowi dengar yang enggak enak di dekat mobil komando, mereka teriak-teriak. Mereka juga enggak ada yang datang," jelas anggota DPRD fraksi PDIP komisi B, Prass Setyo Edi saat menerima audiensi buruh di kantornya, Jakarta, Senin (11/11).

Padahal saat itu Jokowi ingin mendengar apa yang diinginkan buruh saat sidang UMP berlangsung. Di lain pihak buruh berkilah, jika saat itu tidak ada pemimpin mereka sehingga mereka takut salah koordinasi.

"Bukan kita enggak mau tapi pimpinan enggak ada di situ kita koordinasi setelah tanggal 1. Bukan enggak mau nerima Bapak. Pimpinan kami sedang konsolidasi. Kapasitas kami membatalkan sidang," jawab salah satu perwakilan buruh Rony.

Pras yang saat itu mendampingi  saat hendak menerima buruh, kembali bertanya ketidaklogisan alasan buruh tersebut.

"Kalau Jokowi datang ditangkep saja dulu, nanti kan bisa phone-phone-an (sama pimpinan). Ini masalah miskomunikasi," ungkap Pras.

Alhasil, persoalan buruh semakin pelik. Mereka kini harus menempuh jalan lain untuk bisa merealisasikan upah yang mereka inginkan. Salah satunya melalui audiensi dengan anggota DPRD fraksi PDIP hari ini.

"Telah saya komunikasi kita terima kita pelajari. Nanti kita sampaikan ke Bapak (Jokowi), dia belum dengar kabar dari kanan kirinya," tutup Pras.

Sebelumnya, Jokowi mempersilakan kepada perwakilan buruh untuk menemuinya di dalam kantor Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (31/10). Perintah itu atas desakan buruh yang menduduki Balai Kota sejak siang tadi dan meminta untuk bertemu Jokowi.

Jokowi memberitahukan kepada ajudannya untuk memanggil perwakilan buruh. Namun, hingga dia pulang dari kantornya, tidak ada satu pun buruh yang mau menemuinya.

(Sumber Merdeka.com)