Madrasah masuk daftar organisasi teroris - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Jumat, 23 Agustus 2013

Madrasah masuk daftar organisasi teroris



Buruhtoday-Amerika Serikat menempatkan sebuah madrasah di Pakistan sebagai organisasi teroris karena dianggap mendukung Lashka-i-Toiba, Al-Qaida, dan Taliban.

Madrasah Jamia Taleem-Ul-Quran-Wal-Hadith yang juga dijkenal sebagai Madrasah Ganj di kota Pesawar meruopakan sekolah pertama yang masuk dalam daftar organsasi teroris.

Departemen Keuangan  Amerika Serikat dalam pernyataannya menyebutkan madrasah tersebut melatih, merekrut, dan mendanai kelompok militan.
Pimpinan madrasah, Syekh Aminullah, sejak tahun 2009 sudah masuk dalam daftar teroris karena mendukung Al-Qaida dan Taliban.
Ditambahkan bahwa para siswa di madrasah dilatih untuk membuat bom dan juga menjadi pembom bunuh diri.

"Kami akan terus berkerja sama dengan mitra kami di seluruh dunia untuk melucuti jaringan teroris, khususnya yang berupaya menyembunyikan kegiatan jahat di balik organisasi kemasyarakatan seperti madrasah," jelas David Cohen dari bagian terorisme dan intelijen keuangan Depkeu AS.

Dengan demikian maka semua aset yang dimiliki madrasah yang berada dalam wilayah hukum Amerika Serikat akan dibekukan dan rakyat AS dilarang berhubungan dengan mereka.

Tak ada dampak praktis

Namun salah seorang pengelola sekolah membantah keras tuduhan yang diajukan pemerintah Washington.
"Lembaga kami semata-mata sebuah sekolah agama dan tidak berkaitan dengan organisasi apa pun atau terlibat dalam bentuk yang melanggar hukum atau mempromosikan ekstremisme," kata Alam Sher kepada kantor berita AP.

Sher -yang ikut mendirikan madrasah sekitar 25 tahun lalu- mengatakan Syekh Aminullah menjadi guru sampai meninggalkan madrasah sekitar sembilan bulan lalu.Pihak sekolah tidak mengetahui keberadaannya saat ini.

Secara praktis keputusan AS tidak akan membawa dampak karena madrasah tidak mendapat bantuan dana dari luar negeri.Sekolah agama ini mengandalkan sumbangan masyarakat dan dari pabrik sabun milik Sher.

 by BBC