Buruh Karet PTPN XIII Kebun Batulicin Gelar Mogok Kerja - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 14 Oktober 2019

Buruh Karet PTPN XIII Kebun Batulicin Gelar Mogok Kerja


BURUHTODAY.COM - Puluhan buruh yang bekerja di kebun karet inti milik PT Perkebunan Nusantara XIII Kebun Batulicin, menggeruduk kantor manajer PTPN XIII Kebun Batulicin di Desa Karang Bintang, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu pada Senin pagi (14/10/2019).

Sutrisno selaku koordinator buruh karet menyebutkan, para buruh memprotes kebijakan surat edaran baru yang memangkas harga karet dari penyadap. 

Katanya lagi, para buruh kebun inti I mogok kerja setelah harga karet dipotong sepihak oleh manajemen PTPN XIII.

Menurut dia, manajemen PTPN XIII menghapus harga karet yang sebelumnya mengacu basis. “SE (surat edaran) yang baru harganya turun banyak, jadi tidak sesuai dengan kinerja kami. Kami meminta ke manajemen supaya SE baru diajukan lagi ke direksi, supaya dibahas untuk dinaikkan kembali,” ucap Sutrisno kepada wartawan.

Ia berharap manajemen mengembalikan SE lama sesuai keinginan penyadap karet. Sebelumnya, penentuan harga karet bervariasi mengacu basis atau target per hari setiap buruh. Sebab, kata dia, penyadap karet yang rajin dan melebihi basis, harga karetnya bisa mencapai Rp 6 ribu per kilogram.

Setelah terbit SE baru, manajemen memukul rata harga karet Rp 5 ribu per kilogram tanpa mengacu basis. Menurut dia, pola semacam ini akan merugikan buruh karet jika musim panen raya saat penghujan.

“Basis pertama itu 8 kilogram dengan harga Rp 4.500. Kelebihan dari 8 kilogram sampai 15 kilogram, harganya Rp 5.500. Di atas 15 kilo, harganya Rp 6 ribu. Dengan SE baru, harganya hanya satu poin, Rp 5 ribu per kilogram, tidak ada basis lagi dan premi hilang,” ucap Sutrisno.

Para buruh karet memberi tenggat satu pekan untuk revisi penentuan harga karet milik penyadap. Sutrisno meminta pemerintah pusat dan manajemen PTPN XIII mendukung keinginan para buruh karet.

“Kami mogok dulu. Kami tetap nyadap, tapi enggak ngumpulkan. Kami minta satu minggu ada keputusan dari direksi,” katanya.

Ia mencontohkan honor bulanan milik Suyati. Pada Mei 2019, Suyati menerima honor Rp 4.279.000 dengan total hasil karet 821 kilogram. Setelah dirinci, Suyati sempat meraup duit Rp 2.478.000 dari klasifikasi basis 413 kilogram seharga Rp 6 ribu per kilogram.

Jika harga karet dipukul rata Rp 5 ribu per kilogram, para buruh keberatan karena menggerus pendapatan bulanan. “Kalau musim panen karet, kami rugi,” ujarnya.

Hingga berita diunggah, manajemen PTPN XIII Kebun Batulicin tak bisa dikonfirmasi wartawan.

“Manajer lagi keluar. Memang tadi ada pertemuan di sini,” ujar seorang satpam.


Sumber berita .kumparan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar