Institut Teknologi Batam Hadir Dengan Enam Pillihan Pogram Studi - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Minggu, 28 Januari 2018

Institut Teknologi Batam Hadir Dengan Enam Pillihan Pogram Studi

BATAM - Anak Batam dan Kepulauan Riau khususnya akan memiliki pilihan baru untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Karena tak lama lagi akan berdiri Institut Teknologi Batam (Iteba) di Vitka Edutown, Sekupang.

Iteba hadir dengan menawarkan enam program studi di dua fakultas. Fakultas Teknologi Industri mempunyai dua prodi yakni Teknik Industri dan Manajemen Rekayasa. Sedangkan Fakultas Teknologi Informasi dengan empat prodi, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Desain Komunikasi Visual, dan Matematika.

"Adapun visi Iteba yaitu menjadi institusi pendidikan tinggi yang terkemuka di bidang sains, teknik, dan desain di Indonesia dan Internasional serta menjadi rujukan pendidikan tinggi di daerah Kepulauan Riau," tutur Rektor Iteba, Barnas Holil dalam peletakan batu pertama pembangunan Kampus Iteba, Jumat (26/1/2018) kemarin.

Peletakkan batu pertama dilakukan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Pada kesempatan tersebut Nasir menyampaikan dukungannya terhadap upaya swasta mendirikan perguruan tinggi.

"Di Batam telah berdiri Iteba. Mudah-mudahan bisa mendongkrak lulusan sumber daya manusia Batam berbasis sains dan teknologi. Ini yang jadi tulang punggung menggerakkan ekonomi ke depan," kata Nasir.

Ia berharap ke depan Iteba bisa berkembang dan bekerjasama dengan perguruan tinggi lain. Bahkan jika memungkinkan, bekerjasama dengan perguruan tinggi asing. Sehingga ke depan ada perguruan tinggi swasta yang berstandar internasional.

Iteba yang berada di bawah Yayasan Vitka ini bekerjasama dengan Institut Tekologi Bandung (ITB). Tapi menurut Nasir bila Iteba ingin mengejar ITB akan sulit sekali. Oleh karena itu perlu diterapkan disruptive educational dengan pendekatan inovasi teknologi.

"Pengajarnya jangan hanya dari akademisi tapi juga praktisi yang mengerti lapangan. Sekarang Politeknik dosennya 50 persen dari akademisi 50 persen praktisi. Saya tidak mensyaratkan lagi harus S2 tapi harus punya keahlian. Ini yang dinamakan disruptive education. Ini yang harus kita lakukan. Jangan terungkung dengan peraturan yang ada," pesan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro ini.

Sementara itu, Ketua Yayasan Vitka, Asman Abnur mengatakan harapannya agar ke depan Batam memiliki fasilitas pendidikan berskala internasional.

"Kenapa tidak kita buat jadi pusat rekayasa industri seperti Silicon Valley. Mudah-mudahan bisa memacu pertumbuhan teknologi baru sekaligus inovasi baru di bidang teknologi," ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tersebut. (MCB)/red.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar