BATAM - Para mafia kayu ilegal di Kota Batam sepertinya sudah tidak tersentuh hukum lagi. Aktivitas puluhan gudang kayu ilegal tersebut kuat diduga dari hasil penebangan hutan liar dan tidak memiliki dokuen, akan tetapi aktivitas para mafia ini sama tidak pernah mendapat penindakan hukum dari beberapa intansi terkait.
Parahnya lagi, selain memiliki gudang tempat pengolahan. Para mafia kayu ini juga memiliki pelabuhan tikus yang digunakan untuk melansir kayu dari kapal gudang.
Informasi yang diperoleh dilapangan, dari puluhan para mafia kayu tersebut, salah satunya disebut berinisial NT yang memiliki pelabuhan dan gudang pengolahan kayu di daerah Bagan, Tanjung Paiyu, Kecamatan Seibeduk.
NT juga disebut-sebut salah satu pengusaha di Kota Batam yang sudah bertahun-tahun mengeluti bisnis kayu dan sebagainya.
Anehnya, pelabuhan milik NT itu jarang dikunjungi oleh intansi terkait seperti Bea & Cukai, Syabandar, Kepolisian, dan Dinas perhubungan laut untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen barang yang diangkut kapal.
Pantauan tim AMJOI Group dilapangan, lokasi pelabuhan dan gudang tidak jauh. Bahkan didalam gudang juga terlihat tumpukan kayu bulat dan petak dengan berbagai jenis dan ukuran. Kemudian ada tumpukan kontainer yang notabennya siap dipasarkan di kota Batam.
Parahnya lagi, NT juga disebut kerap malakukan aktivitas pengiriman barang barang keluar negeri dengan menggunakan jasa ekspedisi.
Simatupang (35) salah satu warga Seibeduk mengatakan bahwa pelabuhan tersebut sudah bertahun-tahun digunakan untuk masuknya kayu dan jenis-jenis barang.
"Katanya sih dipasok dari Propinsi Jambi, Bengkulu dan daerah lain. Tapi aneh nya, kenapa pihak Bea & Cukai dan Dinas perhubungan laut maupun Syabandar Batam membiarkan pembongkaran barang di pelabuhan tersebut. Apakah benar pelabuhan milik NT itu sudah mengantongi izin resmi dari pemerintah," ungkapnya senada bertanya, Jumat, (26/05/2017) sore.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang didapat, tim AMJOI Group mencoba menyampari gudang tersebut dengan beberapa kali mengetuk pintu. Sayang, tak satu pun petugas security yang bersedia membuka pintu gerbang karena mengetahui awak media yang datang.
tim.