2000 Buruh di Pelabuhan Cirebon Terancam Pengangguran - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Rabu, 16 Maret 2016

2000 Buruh di Pelabuhan Cirebon Terancam Pengangguran

Aksi unjuk rasa warga di pelabuhan Cirebon.(foto int).
Cirebon,Buruhtoday.com - Sebanyak 2000 buruh akan terancam kehilangan pekerjaan atas penutupan aktivitas bongkar muat batubara dipelabuhan Cirebon yang tinggal menghitung hari.
 
Salah satu anggota Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Abraham Hutabarat mengatakan sebanyak 2.000 buruh yang terancam kehilangan mata pencarian di Pelabuhan Cirebon yang terdiri dari sopir dan buruh bongkar muat.

“Jika batubara ditutup, akan ada 2.000 buruh di Cirebon terancam nganggur. Apalagi, 100 persen orang Cirebon kerja di dalam pelabuhan yang terlibat dalam aktivitas bongkar muat batubara,” ujar Abraham saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/3).

Menurutnya, ribuan pekerja di Pelabuhan Cirebon mulai resah ketika ada kabar penutupan aktivitas bongkar muat batubara. Sebab, mereka bingung untuk mencari kerja lain yang saat ini minimnya lowongan kerja.

“Dampak batubara tidak hanya di luar Kota Cirebon saja. Tapi di dalam Kota Cirebon juga. Efek penutupan batubara ini menimbulkan efek domino,” ucapnya.

Abraham mengungkapkan, jika aktivitas ditutup, 25 stockpile batubara di wilayah Kabupaten Cirebon pun bakal tutup. Sebab, suplai batubara dari Pelabuhan Cirebon tidak ada. Ia pun mencontohkan, tiap stockpile batubara ada 30-40 buruh yang bekerja.

“Kalau dikalikan 25 stockpile, berapa orang yang akan di-PHK? Sementara, suplai paling besar untuk kebutuhan di wilayah Cirebon, seperti Indocement butuh 8 kapal tongkang per bulan. Sedangkan satu kapal tongkang mencapai 50 ton batubara,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan, bahan baku utama semen di pabrik Indocement adalah batubara. Kalau tidak ada batubara, maka produksi mereka pun menurun. Imbasnya, lagi-lagi pada para pekerja. Sementara, PAD yang dihasilkan dari Indocement ke Pemerintah Kabupaten Cirebon sangat besar.

“Deadline waktu penutupan aktivitas bongkar muat batubara ini sudah terdengar sampai ke Kalimantan. Bahkan, pengusaha yang di sana sudah was-was, karena bingung ingin market ke mana selain Cirebon. Kalau ke pelabuhan lain, belum tentu marketnya bagus. Meski usaha batubara berjalan, tapi cost yang dikeluarkan jauh lebih besar,” tutupnya. (sumber Radarcirebon.com)