7000 Buruh Yang di PHK Kebanyakan dari Indutri Manufakturing - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Senin, 22 Februari 2016

7000 Buruh Yang di PHK Kebanyakan dari Indutri Manufakturing

Ilustrasi.Int
Surabaya,Buruhtoday.com - Sebanyak 7000 buruh di Jawa Timur(Jatim) yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja(PHK) lebih banyak dari industri manufaktur diwilayah Ring I yakni Surabaya, Gersik, Sidoarjo dan Pasuruan.

“Totalnya sampai tahun 2016, ada sekitar 7.000 karyawan yang di PHK. Kasus terakhir adalah yang di Panasonic. Kebanyakan mereka yang di-PHK ada di Ring 1,” kata Jamaludin selaku Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) saat dikonfirmasi,Minggu (21/2).

Jamaludin juga menyebutkan beberapa penyebab PHK yang dialami para buruh, kebanyakan penyebabnya karena pabrik tempat mereka bangkrut. Di samping itu, ada  juga karyawan yang mengalami perselisihan hubungan industrial sehingga dipecat oleh perusahaannya.

"Yang mendasari mereka di-PHK karena pabrik telah tutup sehingga mereka tidak lagi bisa menggaji karyawannya." ujarnya.

Selain masalah PHK, kata Jamal, pihaknya juga mencatat ada ratusan ribu buruh outsourcing di Jatim yang sudah habis masa kontraknya. Akan tetapi, bedanya, mereka bisa bekerja lagi di perusahaannya dengan masa kerja nol.

“Dari pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan, saya melihat kalau ada ratusan ribu pekerja yang habis masa kontraknya. Bedanya setelah kontrak mereka habis bisa bekerja lagi dengan masa kerja dari awal,”katanya.

Berdasarkan data dari Disnakertransduk Jatim sampai awal Februari 2016, angka pengangguran di Jatim mencapai 4,47 persen. Jumlah itu mengalami kenaikan dari total pengangguran pada tahun 2015 yang hanya 4,1 persen. Dan Gubernur Jatim, Soekarwo juga membenarkan bahwa khusus untuk angka pengangguran di tahun 2016 mengalami kenaikan. 

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan (Kadisnakertransduk) Provinsi Jatim Sukardo memprediksi jumlah total pengangguran di Jatim menyentuh angka 1 juta orang di akhir tahun 2015. Sebagian besar, pengangguran berasal dari kalangan lulusan SMA atau sederajat yang ingin melanjutkan kuliah tapi tak memiliki biaya.

“Sebagian lagi lulusan S1 yang belum bekerja. Untuk jumlah masing-masing saya tidak ingat,” tandas Sukardo.

(sumber SP.com)