Harga Minyak Dunia Masih Melemah, Pengurangan dan PHK Pekerja Tak Terhindarkan - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Rabu, 06 Januari 2016

Harga Minyak Dunia Masih Melemah, Pengurangan dan PHK Pekerja Tak Terhindarkan

Gambar ilustrasi titik lahan minyak di Riau (int)
Jakarta,Buruhtoday.com - Sudah tidak dapat terhindarkan lagi, rendahnya harga minyak mentah dunia berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga kerja dalam negeri.

Dari beberapa lumbung minyak di tanah air seperti Riau, dilaporkan telah terjadi pengurangan karyawan hingga pemutusan hubungan kerja(PHK) baik dari Subkontraktor dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan, di tengah situasi bisnis yang tidak menguntungkan, kondisi tersebut tak dapat terhindarkan. Meskipun begitu, Elan meyakini, setiap perusahaan pasti telah memutar otak supaya bisnis tetap berjalan. 

"Sebab di sisi lain mereka (perusahaan migas) juga ingin mempertahankan keberadaan pekerja," ujarnya, di Jakarta, Selasa (5/1).

SKK Migas, kata Elan, tidak tinggal diam menanggapi situasi ini. SKK Migas telah menginstruksikan kepada KKKS untuk melakukan efisiensi biaya operasi. Bukan berhemat dengan cara mengurangi jumlah pekerja secara langsung.

Elan menyadari dampak tak langsung dari pengurangan kegiatan operasi yang pada akhirnya juga bisa mengurangi jumlah pekerja karena tidak adanya kegiatan usaha di hulu. Meskipun begitu, Elan memastikan jumlah pekerja yang terkena PHK jika dilakukan efisiensi dalam kegiatan operasi tidak akan masif.

Selama satu tahun terakhir, jumlah pemutusan kontrak terhadap pekerja di sektor hulu migas di Indonesia baru kisaran puluhan hingga ratusan orang. Elan sekaligus mengoreksi angka PHK yang sempat beredar sebelumnya yang disebut-sebut menembus puluhan ribu orang.

"Kita bicara PSC, bukan perusahaan penyedia jasa seperti Schlumberger atau Halliburton," ujar Elan. 

Selain efisiensi dalam kegiatan operasi, bentuk efisiensi juga bisa dilakukan dengan menghentikan sementara perekrutan pekerja baru. Pemberian pensiun dini kepada pekerja senior juga dapat menjadi solusi. 

"Tentu dengan benefit yang layak bagi yang mendapat pensiun dini," katanya.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro menyebutkan, hingga saat ini, Pertamina berupaya keras tidak melakukan pengurangan pegawai tetap meski harga minyak dunia masih rendah. Efisiensi yang dilakukan Pertamina lebih kepada kegiatan operasi dan pengadaan barang dan jasa. Sampai dengan awal 2016, efisiensi Pertamina menyentuh angka 522 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,2 triliun. 

"Efisiensi kami lampaui target 500 juta dolar. Kami berupaya tidak ada PHK," ujarnya.

(Sumber Republika.co.id)