SBSI : BP Batam Jangan Menyalahkan Buruh - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Kamis, 03 September 2015

SBSI : BP Batam Jangan Menyalahkan Buruh

Batam,Buruhtoday.com -  Ketua Kordinator Wilayah KSBSI Kepuluan Riau, M Nasir atau sapaan Anas mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan serikat pekerja/buruh masih sebatas wajar dan hanya menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Dan BP Batam juga dinilai tidak pernah memperhatikan nasib buruh.

"Aksi unjuk rasa buruh masih sebatas wajar-wajar saja, kan tidak ada yang anarkis, jadi kalau dikatakan aksi buruh menghabat iklim investasi Batam. Itu tidak benar." Kata Anas pada Buruhtoday.com melalui telepon seluluernya.

Anas menilai BP Batam harus ikut serta bertanggungjawab atas nasib buruh dan jangan hanya menyalahkan buruh saja. Aksi unjuk rasa yang dilakukan serikat buruh disebabkan banyaknya terdapat kekurangan permasalahan sarana dan prasana untuk membangun SDM buruh, ia menilai pemerintah kurang respon pada nasib buruh.

"Selama ini buruh belum pernah merasakan perhatian dari BP Batam, yang seharusnya mereka ikut bertanggungjawab. Karena buruh itu juga masyarakat Batam, jangan hanya menyalahkan buruh saja dong, tanpa ada perbuatan untuk meningkatkan sarana dan prasana bagi SDM buruh." jelasnya.

Ia juga mengaku sudah sering mengingatkan pemerintah untuk membangun BLK agar menciptakan buruh Batam memiliki sertifikasi khususnya oil dan gas. Namun pemerintah selalu beralasan anggaran untuk kesananya  kecil, lantas bagaimana serikat buruh untuk membangun SDM buruh dalam menyambut MEA nanti.

Menurut anas, pemerintah dan BP Batam selama ini kurang berkordinasi, apabila kedua pemerintahan ini bersatu untuk memperhatikan dan membangun kesejahteraan SDM buruh, seperti membangunan Balai Latihan Kerja (BLK). Agar buruh di Batam memiliki sertifikasi dan tidak ketinggalan nantinya untuk bersaing.

"Sertifikasi itu sangat penting, Pemerintah dan BP Batam juga harus mempersiapkan langkah kongkrit untuk menyambut MEA." ucapnya.

Lanjutnya lagi, pemerintah harus melihat negara-negara tetangga. Disana pemerintahnya sangat meningkatkan pelatihan training sertifikasi bagi pekerjanya, sehingga para pekerjanya memang sudah dipersiapkan untuk bersaing keluar untuk bekerja.

"Lalu bagaimana dengan buru di Indonesia, apakah hanya ingin menjadi penonton saja nantinya saat MEA sudah tiba." tutupnya.

Red