Idustri Otomotif Goyang, 80.000 Karyawan Terancam di PHK - BURUH TODAY

Breaking

BURUH TODAY

www.buruhtoday.com


Post Top Ad

Kamis, 05 Desember 2019

Idustri Otomotif Goyang, 80.000 Karyawan Terancam di PHK


BURUHTODAY.COM - Isu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini menyerang sejumlah perusahaan raksasa industri otomotif. Sebentar lagi, seluruh perusahaan otomotif itu  mengumumkan akan merumahkan karyawannya dalam waktu dekat.

Berdasarkan laporan South China Morning Post, diprediksi akan ada 80.000 pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan.

"Meskipun pemotongan (jumlah pekerja diperkirakan) terkonsentrasi di Jerman, Amerika serikat (AS) dan Inggris, ekonomi yang tumbuh lebih cepat belum kebal dan produsen mobil diperkirakan akan mengurangi operasi di sana," tulis SCMP.

Sulitnya perekonomian yang membuat melemahnya penjualan dan tergerusnya laba ditambah tren beralih ke mobil listrik, menjadi sebagian penyebab.

Lalu perusahaan mana saja yang sudah mengatakan akan mem-PHK karyawannya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia:
Daimler, induk merk Mercedes-Benz, memutuskan melakukan PHK sekitar 10.000 karyawan di seluruh dunia. Jumlah ini setara 3% dari total pekerja Daimler saat ini di berbagai negara.

Dalam artikelnya, Reuters mengungkapkan PHK dilakukan secara bertahap selama 3 tahun ke depan. "Industri otomotif saat ini dalam transformasi besar-besaran dalam sejarahnya," tulis Daimler.

Daimler melakukan hal ini karena mereka harus berinvestasi dalam kendaraan listrik dan di sisi lain karena ada penurunan penjualan.

Menurut pejabat Daimler, Wilfried Porth, perusahaan saat ini memiliki sekitar 304.680 pekerja.

Audi

Audi yang dimiliki oleh Volkswagen menyebut akan melakukan PHK terhadap 9.500 karyawan hingga 2025 mendatang. Jumlah itu sekitar 10% dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia.

PHK yang dilakukan Audi diperkirakan bisa menghemat operasional perusahaan hingga 6 miliar euro atau US$6,6 miliar selama 10 tahun. Kendati begitu, produsen mobil premium tersebut berjanji bakal menyediakan 2.000 pekerjaan baru untuk sektor mobil listrik.

Ford

Ford Motor Co dikabarkan bakal mem-PHK pada 12.000 karyawan dan menutup sejumlah pabriknya. Penyebabnya adalah kerugian akibat melambatnya penjualan.
Sekitar 2.300 karyawan berasal dari AS. Selain memangkas pekerja, Ford juga memotong 10% gaji karyawan secara global.

Di Brasil misalnya dengan rekan barunya CAOA, Ford berencana melakukan efisiensi besar-besaran pada perusahaan. Bahkan akan ada 1.300 karyawan yang di PHK. Perusahaan hanya akan mempertahankan 800 karyawan.

"Tujuannya untuk membuat perusahaan meraih profit dan produktif," kata pendiri CAOA.

Nissan

Nissan Motor Co akan memangkas 12.500 karyawannya. Pengumumamn disampaikan perusahaan pada Juli 2019 lalu.

Rencananya PHK akan berlangsung hingga Maret 2023. Perusahaan pembuat merk Rogue dan Datsun ini memiliki 138.000 karyawan pada Maret 2018.

Jatuhnya laba hingga 98,5% menjadi 1,6 miliar yen (US$ 14,80 juta) di Q1 2019 menjadi penyebab. Ini merupakan performa terburuk perusahaan sejak Maret 2009.

Volvo

Pembuat mobil asal Swedia Volvo yang dimiliki Geely asal China memangkas ratusan ribu karyawan pada Mei 2010. Volvo memiliki 43.000 tenaga kerja.
"Sebagai perusahaan yang tengah tumbuh, Volvo ingin secara konstan meninjau biaya," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.


Sumber berita cnbcindonesia.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar