BATAM - Kasus demi kasus terkait pengiriman dan pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dari jalur tidak resmi belum menjadi sorotan serius bagi perintah Republik Indonesia melalui Kemenaker dan khususnya penegak hukum dalam meningkatkan pengawasan terhadap para mafia TKI di perairan Kepri.
Ironisnya, aktivitas pengiriman TKI ilegal dari perairan Malaysia ke Batam ini selalu ketahuan apabila kapal pompong yang digunakan karam dan memakan korban jiwa. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa aktivitas TKI ilegal dari Batam ke luar Negeri masih terus berlangsung dan pengawasan laut Batam masih molor dari para mafia.
Dikuti dari sijorikepri.com, pada hari Minggu (5/5/2019) sekitar pukul 22.00 Wib, telah terjadi kapal pompong pegangkut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tenggelam di Perairan Nongsa. Akibatnya, satu tewas dan empat penumpang dinyatakan hilang.
Sementara, 5 (lima) penumpang lainnya berhasil diselamatkan oleh Unsur SAR Gabungan, terdiri KS Tanjungpinang, Pol Air Polda Kepri, Pol Air Polres Bintan, KPLP Tanjung Uban, serta masyarakat setempat.
Informasi yang berhasil dihimpun, insiden ini bermula kapal boat TKI bergerak dari Sei Rengit, Malaysia menuju Batam, Sabtu, (4/5/2019) malam.
Diperjalanan, tepatnya perairan Nongsa, Batam, kapal terserang angin barat. Ombak menerjang bagian belakang kapal. Dan, langsung karam.
Staf Humas SAR Tanjungpinang, Agung Satria, diminta keterangan, tim masih melakukan pencairan terhadap empat korban yang hilang. Satu orang yang tewas telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjunguban.
”Lima orang yang selamat, telah dibawa ke Polsek Bintan Utara, dan Pos Angkatan Laut Lagoi, Kabupaten Bintan,” kata Agung Satria.
Editor redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar