"Tuntutan kita, meminta pihak manajemen mencabut surat PHK terhadap delapan karyawan, kalau karyawan mah copot satu copot semua," kata salah satu karyawan RS Sumber Waras, Solihin (43) saat ditemui di lokasi, Selasa (1/10).
Delapan pekerja tersebut menerima surat PHK secara bersamaan pada Selasa (1/10). Dalam surat yang ditandatangani Direktur Utama Jan Djukardi, kedelapan pekerja itu dianggap melakukan beberapa pelanggaran seperti mogok kerja tidak sah, masuk kerja terlambat, dan pulang sebelum waktunya.
Terkait salah satu bentuk pelanggaran, mogok kerja yang tidak sah, Solihin membantah jika aksi unjuk rasa yang pada bulan Agustus 2013 telah direncanakan. Menurut dia, unjuk rasa itu dilakukan secara spontan.
"Unjuk rasa itu kita lakukan secara spontan, karena waktu itu, sebelum bulan puasa, manajemen berjanji akan memberikan 'uang sundulan' kepada karyawan," ujar dia.
Lebih lanjut, karyawan bagian farmasi ini menjelaskan, 'uang sundulan' yang dimaksud adalah uang tambahan di luar uang gaji. Uang sundulan yang dijanjikan Dirut Jan Djukardi sebesar Rp 200 ribu per bulan.
Kedelapan karyawan yang diberikan surat PHK itu adalah; Rusdi, apoteker; Sri Rahayu, security; Darotin, admin; Elsina, apoteker; Kandace Napitupulu, perawat pelaksana; Putri, suster; Indah, perawat; dan Rosna, suster.
(Sumber Merdeka.com)
