BATAM – Aksi protes warga Tembesi Centre berujung mediasi darurat. Proyek drainase senilai Rp 1,43 miliar yang dikerjakan secara 'asal-asalan' akhirnya dibahas pihak berwenang di Kantor Kelurahan Kibing, Senin (2/12/2025).
Mediasi digelar sebagai respons atas investigasi tim media ini (1/12) kemarin, yang mengungkap praktik berbahaya di lokasi proyek. Rapat dihadiri seluruh pemangku kepentingan: Lurah Kibing Wiwied, Dinas PUPR Kota Batam, Anggota DPRD Tapis Dabbal Siahaan, kontraktor CV Helonia Marsitta Maju, konsultan pengawas, serta puluhan warga yang geram.
Dua Pihak, Dua Klaim Berbeda
Di ruang mediasi, terjadi perbedaan pandangan tajam. Kontraktor diwakili Hotman Marpaung bersikukuh pekerjaan sudah sesuai dokumen teknis.
"Semua mengacu site plan. Lebar semenisasi 3,5 meter dan pagar pembatas sudah sesuai perencanaan," klaimnya.
Namun, fakta di lapangan berkata lain. Gomson Silaban (RW 002) melaporkan kondisi mengkhawatirkan: galian sedalam 10 meter tanpa pagar pengaman, akses jalan hancur, dan beberapa rumah warga retak diduga karena getaran alat berat.
"Anak-anak kami terancam bahaya setiap hari. Jalan harus dipulihkan dan pengaman wajib dipasang sekarang!" tegas Gomson.
DPRD Tegaskan Ini Masalah SOP, Bukan Proyek
Anggota DPRD Tapis Dabbal Siahaan menegaskan bahwa esensi protes warga bukan penolakan pembangunan.
"Warga mendukung drainase, tapi menolak cara kerjanya yang merusak dan membahayakan. Proyek miliaran rupiah harusnya memberi manfaat, bukan masalah," tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Kesepakatan Akhir: Jalan Dikembalikan, Desain Dirombak
Setelah negosiasi alot, Dinas PUPR melalui Wan Tohir akhirnya mengakomodasi tuntutan warga.
"Fungsi jalan akan kami kembalikan. Posisi parit akan kita evaluasi ulang bersama warga," janji Wan Tohir.
Hasil mediasi menghasilkan dua kesepakatan konkret.
1. Posisi parit dibatalkan jika mengganggu akses utama warga
2. Lebar jalan minimal 4 meter, dengan pelebaran dianggarkan tahun 2026
Kemenangan Warga, Pelajaran untuk Kontraktor
Mediasi ini menjadi bukti bahwa kontrol publik dan jurnalisme investigatif mampu mengoreksi penyimpangan proyek pemerintah. Warga Tembesi Centre berhasil memaksa evaluasi ulang proyek senilai miliaran rupiah.
tim media ini akan terus mengawal implementasi kesepakatan ini hingga tuntas proyek selesai dikerjakan.
Editor red/tim




Tidak ada komentar:
Posting Komentar